universitas gunadarma

universitas gunadarma

Jumat, 03 Juni 2011

kisah menakjubkan dari para ulama

Kisah Hidup Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Ibnu Jibrin
Ya Subhanallah…dihari dilahirkannya Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam (sebagaimana pendapat kebanyakan ahli sejarah) dan dihari wafatnya juga, telah wafat juga pada hari sama seorang yang mulia Syaikh kami, Al Allamah Abdullah bin Abdirrahman Al Jibrin.Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam wafat disaat dhuha di hari senin,sedangkan Syaikh kami wafat disaat dzuhur dihari senin bertepatan dengan 20 Rajab 1430H…seolah-olah ini suratan tersamar bagi umat agar bersabar atas musibah ini. Karena jika perginya Syaikh adalah musibah besar, maka wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam tentu lebih besar lagi.Maka siapapun yang merasakan musibah ini,hendaklah ingat akan Rasulullah ‘alaih sholatu wassalam.
Betul, bahwasannya para ulama adalah pewaris para Nabi,dan musibah kehilangannya adalah musibah besar.Bukan sebab dzat tubuhnya,namun karena sebab hilangnya ilmu bersamaan wafatnya mereka.Anas radhiallahu ‘anhu menceritakan: Berkata Abu Bakar kepada Umar setelah wafatnya Rasul shalallahu ‘alaihi wasalam ,”Pergilah dengan kami mengunungi Ummu Aiman,kita kunjungi dia sebagaimana Rasulullah shalallah ‘alaihi wasalam biasa mengunjunginya.Pada saat keduanya sampai ,Ummu Aiman menangis kemudian mereka berdua berkata padanya ,”Apa yang membuat engkau menangis?” Apa yang disisi Allah adalah kebaikan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam!! Maka berkatalah Ummu Aiman :”Saya tidak menangis karena tidak tahu bahwa apa yang disisi Allah adalah kebaikan bagi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam,tapi saya menangis karena wahyu telah terputus dari langit!!Maka menangislah Abu Bakar dan Umar bersama Ummu Aiman
Wanita sederhana ini merasakan berharganya wahyu ilahi,maka bagaimana kita tidak merasakan nilai para ulama yang mereka laksana bintang dilangit…juga perhiasan di dunia.Kematian mereka adalah keretakan sebagaimana ucapan Al Hasan Al Bashri rahimahullah :”Mereka berkata kematian ulama keretakan dalam islam,tidak dapat menambalnya sesuatupun sepanjang pergantian siang dan malam”
Sesungguhnya kami semua menangisi kepergian guru kami,Syaikh Ibn Jibrin..Kami memangisi ilmu yang hilang bersama kami,kami menangis seorang yang mulia,kami menangisi ketawadh’uan beliau yang luar biasa,kami menangisi kezuhudan dan takwanya,kami menangisi tabir kecongkakan di wajah para ahli syubhat dan syahwat dengan kepergian Syaikh
Aku tidak pernah lupa kajian-kajian Syaikh di Jami’ul Kabir sebelum robohnya tempat itu sekarang
Aku tidak pernah lupa tatkala aku hendak mencium kepalanya,beliau meletakkan tangan kanannya dipundakku untuk menahanku agar tidak melakukannya.Bahkan menahan kebanyakan dari  dari tholabul ilmi ..
Aku tidak pernah lupa sikap beliau bersama Al Allamah Abdurrahman Al Barrak,mereka berdua berebut ingin mencium kepala satu sama lain,dengan penuh kerendahan hati dan kasih sayang…
Aku tidak pernah lupa bantuan-bantuan beliau kepada banyak ulama dan para pelajar dengan tandatangan beliau yang dapat membantu menyelesaikan keperluan-keperluan mereka..
Bagaimana aku lupa dengan sebuah Daurah Ilmiah  yang diselenggarakan di Masjid Jami’ Al’Izz bin Abdissalam dimana  diantara pengisinya adalah Syaikh Ibn JIbrin rahimahullah,beliau tiba disana sebelum para pelajar datang  dan terkadang kami duduk bersama beliau hingga datang sejumlah pelajar ilmu  kemudian barulah dimulai pelajaran Kitabul Iman dari shahih Bukhari!!Beliau tidak gundah dengan sedikitnya yang hadir…Beliau tinggal di selatan kota Riyadh sedangkan kami tinggal di sebelah timur selama sepekan penuh saat itu
Aku tidak pernah lupa rumah beliau yang ramai, tatkala aku berkunjung setelah shalat ashar ,dan aku mendapati banyak orang disana terus bertambah satu  demi satu..masing-masing mereka memilki keperluan pribadi….dan Syakh menghadapi mereka dengan dada yang lapang dan penuh perhatian!!
Aku  tidak pernah lupa Syaikh yang pergi dari satu mesjid ke mesjid lain untuk menyampaikan ceramah ilmiah dan para tholabul ilmi mengikutinya kemana Syaikh berpindah…beliau melakukannya tanpa mengeluh atau bosan dari awal siang sampai akhir siang!!
Aku tidak pernah lupa akan kepala beliau yang sesekali tertunduk-tunduk ,sampai aku katakan didalam hati mungkin Syaikh mengantuk hingga tertidur tanpa beliau rasa.Padahal tertunduknya Syaikh,sedang  berusaha membenarkan bacaan muridnya.Apabila sebelasai muridnya membaca matan kitab, dilanjutkan menjelaskan syarah nya dengan hapalan beliau yang luar biasa kuat..hingga kami merasa ajaib akan banyak nya pelajaran yang beliau isi serta berbagai jenis cabang ilmu …aku katakan didalam hati kapan Syaikh Jibrin dapat menghadirkan ingatannya pada semua pelajaran beliau, padahal semuanya dimulai dari subuh sampai sore hari!!
Aku tidak pernah lupa beliau berbicara dan mengulas sejumlah nash-nash syar’iy serta bait-bait sastra dengan hapalannya  seolah -olah beliau melihat secara langsung dengan matanya kemudian memilih apa yang hendak dinukil atau tidak sekehendaknya.
Kami menyaksikan bahwasannya Syaikh telah menghabiskan waktunya untuk dakwah kepada Allah dan mengajar berbagai ilmu di pelosok negeri yang berkah ini ditimur maupun di barat…dan kami tidak mensucikan seseorangpun dihadapan Allah.Ya Allah ganjarlah kami dalam musibah ini dan gantikanlah dengan kebaikan ..ampunilah Syaikh kami ini dan tempatkanlah di surgamu yang luas Ya Rabbil Alamin!
Sumber :Makalah berjudul Al Allamah Ibn Jibrin Faqidul Ummah oleh Syaikh DR.Muhammad bin Abdullah Al Habdan.
http://www.direktori-islam.com/

kisah mualaf

dapun yang berkaitan dengan bulan Sabit, Islam seolah mengelu-elukan bulan-bintang, dan terkontaminasi dengan faham mereka yang menyembah bulan. Habib Rizieq menjelaskan lebih jauh. Pada dasarnya Islam mengajarkan umatnya utuk memuliakan seluruh makhluk ciptaan Allah, apakah matahari, bulan, bumi ataupun bintang. Jadi tidak ada yang mewajibkan umat Islam menggunakan lambang berbentuk bulan. “Buktinya, anda bisa lihat sendiri, salah satu organisasi terbesar di Indonesia, seperti Muhammdiyah lambangnya tidak menggunakan bulan, tapi matahari. Begitu juga identitas FPl yang saya pimpin, tidak menggunakan bulan, tapi bintang dan tasbih. NU pun demikian, yang dipakai bukan bulan, tapi bumi dan bintang sembilan.”
Jadi tidak ada dalil yang mengkhususkan bahwa umat Islam selalu identik dengan bulan. Artinya, kalau ada masjid tanpa ada simbol bulan dan bintang pun tetap berfungsi sebagai masjid, “Islam sendiri, tidak terpaku dengan lambang-lambang ataupun simbol-simbol. Kalaupun diperlukan, itu hanya sebatas identitas diri, bukan tujuan untuk mengkultus, menyembah, apalagi sampai mengkontaminasi dengan pemikiran-pemikiran dan peng ajaran-pengajaran paganisme (keberhalaan).”
“Nah, kalau saja ada umat Islam menyembah bulan, demi Allah orang itu sudah mempersekutukan Allah dengan bulan. Itu artinya, orang itu sudah murtad, kafir dan keluar dari Islam,” tandas Habib tegas. (Amanah)
————————–
Bulan dan bintang menjadi identik sebagai simbol islam baru pada beberapa abad terakhir, yaitu karena bulan-bintang dipilih menjadi lambang dalam bendera kerajaan turki-usmani yang merupakan kerajaan islam terbesar di abad modern (tahun 1300 – 1924). Karena pengaruh kerajaan turki-usmani tersebar ke seluruh dunia islam maka lambang bulan-bintang pun menjadi identik dengan umat islam sampai sekarang ini.
wallahualam

gombal warning

GOMBAL WARNING

BERHATI-HATILAH DARI PARA PRIA SERIGALA BERBULU DOMBA (Sebab Mekarmu Hanya Sekali)
“Tiba-tiba lelaki yang ku kenal baik berubah menjadi buas, aku pun tak berdaya untuk melawan dan… akhirnya kesucianku terenggut.!!!”
Begitu kutipan dan penggalan pengalaman, sebut saja Bunga, yang hancur masa depannya seoerti dilansir sebuah harian ibukota. Sedih, pastinya begitu. Betapa tidak, kesucian yang dijaga sejak lama yang hanya akan dipersembahkan kepada lelaki yang sudah sah sebagai suami, kini pecah dalam beberapa saat.
Bunga tak sendiri. Masih banyak Bunga-Bunga lain yang ‘madunya sudah dihisap oleh kumbang jantan’. Ada yang frustasi, tak sedikit pula yang ‘menjual’ diri karena kecewa dengan perlakuan pacar yang tak bertanggung jawab. Seperti yang dialami oleh Kembang (21), sebut saja begitu, seorang mahasiswi di kota kembang yang menjadi pramunikmat di sebuah diskotik. Dara yang berasal dari keluarga berada ini mengaku memberikan kegadisannya kepada lelaki yang ia anggap baik dan berjanji menikahinya. “Karena aku sangat mencintainya, akupun memberikan ‘segalanya’ pada dia, karena janjinya akan menikahiku”, ungkapnya getir.
Tapi apa yang terjadi? Lanjutnya gusar, “Empat tahun hubunganku dengannya sia-sia saja. Apalagi saat kukatakan padanya, bahwa aku tengah ‘berbadan’ dua, dia pun tak peduli bahkan menyuruhku menggugurkannya. Aku pun menurutinya.” Inikah namanya cinta?
Survei Membuktikan
Sebuah penelitian yang sempat menyentak semua kalangan, dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Pusat Pelatihan Bisnis dan humaniora (LSC Pusbih). Hasilnya, hampir 97,5% mahasiswi di Yogyakarta sudah kehilangan keperawanannya. Yang lebih mengenaskan lagi, ternyata semua responden mengaku melakukan hubungan seks di luar nikah tanpa paksaan alias dilakukan suka sama suka. Nah lho…!
Kita sudah berkali-kali dikejutkan dengan hasil penelitian serupa. Mulai dari penelitian ‘kumpul kebo’ tahun 1984 yang lalu, hingga penelitian sejenis yang banyak dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Hasilnya, membuat kita mengelus dada… betapa rusaknya generasi muda sekarang.
Kenapa Terjadi?
Seperti seloroh orang yang pernah menjadi nomor satu di negeri ini, ‘dari mata turun ke hati, dari hati turun ke celana’ sungguh sangat mengenaskan dan benar-benar terjadi. Isyarat mata yang penuh makna mendapat sambutan hangat, saling sapa dan berbincang, berlanjut hingga hati menjadi ‘klik’. Berpisah membuat makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Di benak yang terbayang hanya si dia, lagi-lagi si dia.
Pertemuan pun berulang kembali dalam tahap mengungkap rasa, ‘nembak’, begitu istilah gaul kawula muda sekarang. Bahagia rasanya bagi sang dara karena yang ditunggu tibalah saatnya, diapun mengangguk setuju untuk ‘jalan bareng’ dalam suka dan duka. Ada rindu menggebu bila tak bertemu, ada cinta yang bersemayam dalam dada. Bila bersua ada kasih yang terukir dalam diri untuk pujaan hati…
Sudah bisa ditebak, seperti sebuah iklan, kesan pertama begitu menggoda selanjutnya penuh dosa… pegangan bahkan sampai dengan hal yang belum patut untuk dilakukan seperti pengakuan Bunga dan Kembang tadi. Bisa sudah pacaran, istilah gaul jalan bareng, hampa tanpa pegangan, dan maaf… selanjutnya anda pun sudah bisa menebaknya, karena tak pantas kami ungkapkan.
Islam telah mewanti-wanti agar tidak mendekati zina. Norma yang bersifat pencegahan ini lebih efektif dalam menjaga hal-hal yang tidak baik. Menundukkan pandangan, istilah anak ta’lim ghadul bashar adalah permulaan yang sangat bagus. “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya…” (QS. an-Nuur : 31)
Memandang pun dilarang, apalagi lebih dari itu. Apakah ada orang yang berpacaran menjaga pandangan? Apakah ada orang yang berpacaran tanpa jalan bareng dan berdua-duaan di tempat yang sepi? Laki-laki mana yang mau pacaran tanpa pegang sana – pegang sini?
Ketahuilah wahai adikku, jika kalian mencintai laki-laki dengan jalan yang salah, maka akhirnya pun akan salah, menyesal. Laki-laki seperti itu sebenarnya tidak serius dalam menjalin kasih denganmu. Jika memang serius, tentu ia akan masuk lewat pintu resmi sebagaimana yang diajarkan oleh agama kita. Tak mengenal pacaran apalagi jalan bareng. Kebanyakan mereka mengaku pacaran hanya untuk having fun, maka jangan heran bila meninggalkanmu begitu saja setelah ‘madu’ dihisap dan mencampakkan dirimu begitu saja.
Laki-laki, apalagi pada zaman sekarang, berpikir seribu kali –sekali lagi-, seribu kali untuk memilih pendamping hidup yang tidak perawan dan mana mau menikah dengan wanita yang sudah ‘turun mesin’, istilah gaul anak lelaki sekarang.
Sementara sekarang sudah banyak remaja putri kehilangan, minimal harga diri. Kalaupun keperawanan masih utuh, yang lain? Karena itu, jagalah harga dirimu, karena mekarmu hanya sekali…!!! (Andita SB)
http://gugundesign.wordpress.com/2008/04/11/sebab-mekarmu-hanya-sekali/

cinta sejati

Silsilah Cinta Sejati

Apakah Mengenal Pasangan Harus Lewat Pacaran?

oleh: Ustadz muhammad abduh tuasikal ( www.remajaislam.com )
ImageSebagian orang menyangka bahwa jika seseorang ingin mengenal pasangannya mestilah lewat pacaran. Kami pun merasa aneh kenapa sampai dikatakan bahwa cara seperti ini adalah satu-satunya cara untuk mengenal pasangan. Saudaraku, jika kita telaah, bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara-perkara berikut ini.
Pertama: Pacaran adalah jalan menuju zina
Yang namanya pacaran adalah jalan menuju zina dan itu nyata. Awalnya mungkin hanya melakukan pembicaraan lewat telepon, sms, atau chating. Namun lambat laut akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan pun bisa terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri. Begitu banyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang mengalami semacam ini sebagaimana berbagai info yang mungkin pernah kita dengar di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala mewanti-wanti kita agar jangan mendekati zina. Mendekati dengan berbagai jalan saja tidak dibolehkan, apalagi jika sampai berzina. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). Asy Syaukanirahimahullah menjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.”[1] Selanjutnya, kami akan tunjukkan beberapa jalan menuju zina yang tidak mungkin lepas dari aktivitas pacaran.
Kedua:  Pacaran melanggar perintah Allah untuk menundukkan pandangan
Padahall Allah Ta’ala perintahkan dalam firman-Nya,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.” (QS. An Nur: 30). Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada para pria yang beriman untuk menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan yaitu wanita yang bukan mahrom. Namun jika ia tidak sengaja memandang wanita yang bukan mahrom, maka hendaklah ia segera memalingkan pandangannya. Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.”[2]
Ketiga: Pacaran seringnya berdua-duaan (berkholwat)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.”[3] Berdua-duaan (kholwat) yang terlarang di sini tidak mesti dengan berdua-duan di kesepian di satu tempat, namun bisa pula bentuknya lewat pesan singkat (sms), lewat kata-kata mesra via chating dan lainnya. Seperti ini termasuk semi kholwat yang juga terlarang karena bisa pula sebagai jalan menuju sesuatu yang terlarang (yaitu zina).
Keempat: Dalam pacaran, tangan pun ikut berzina
Zina tangan adalah dengan menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom sehingga ini menunjukkan haramnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.[4]
Inilah beberapa pelanggaran ketika dua pasangan memadu kasih lewat pacaran. Adakah bentuk pacaran yang selamat dari hal-hal di atas? Lantas dari sini, bagaimanakah mungkin pacaran dikatakan halal? Dan bagaimana mungkin dikatakan ada pacaran islami padahal pelanggaran-pelanggaran di atas pun ditemukan? Jika kita berani mengatakan ada pacaran Islami, maka seharusnya kita berani pula mengatakan ada zina islami, judi islami, arak islami, dan seterusnya.
Menikah, Solusi Terbaik untuk Memadu Kasih
Solusi terbaik bagi yang ingin memadu kasih adalah dengan menikah. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
« لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ »
Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.[5]
Inilah jalan yang terbaik bagi orang yang mampu menikah. Namun ingat, syaratnya adalah mampu yaitu telah mampu menafkahi keluarga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Wahai para pemuda[6]barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”[7] Yang dimaksud baa-ah dalam hadits ini boleh jadi jima’ yaitu mampu berhubungan badan. Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud baa-ah adalah telah mampu memberi nafkah. Yahya bin Syarf An Nawawirahimahullahh mengatakan bahwa kedua makna tadi kembali pada makna kemampuan memberi nafkah.[8] Itulah yang lebih tepat.
Inilah solusi terbaik untuk orang yang akan memadu kasih. Bukan malah lewat jalan yang haram dan salah. Ingatlah, bahwa kerinduan pada si dia yang diidam-idamkan adalah penyakit. Obatnya tentu saja bukanlah ditambah dengan penyakit lagi. Obatnya adalah dengan menikah jika mampu. Ibnul Qayyim rahimahullahmengatakan, “Sesungguhnya obat bagi orang yang saling mencintai adalah dengan menyatunya dua insan tersebut dalam jenjang pernikahan.”[9]
Obat Bagi Yang Dimabuk Cinta
Berikut adalah beberapa obat bagi orang yang dimabuk cinta namun belum sanggup untuk menikah.
Pertama: Berusaha ikhlas dalam beribadah.
Jika seseorang benar-benar ikhlas menghadapkan diri pada Allah, maka Allah akan menolongnya dari penyakit rindu dengan cara yang tak pernah terbetik di hati sebelumnya. Cinta pada Allah dan nikmat dalam beribadah akan mengalahkan cinta-cinta lainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”[10]
Kedua: Banyak memohon pada Allah
Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdo’a, merasakan kebutuhannya pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’anya. Termasuk di antaranya apabila seseorang memohon pada Allah agar dilepaskan dari penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengoyak-ngoyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara. Ingatlah, Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu’min: 60)
Ketiga: Rajin memenej pandangan
Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Lihatlah surat An Nur ayat 30 yang telah kami sebutkan sebelumnya. Mujahid mengatakan, “Menundukkan pandangan dari berbagai hal yang diharamkan oleh Allah akan menumbuhkan rasa cinta pada Allah.”[11]
Keempat: Lebih giat menyibukkan diri
Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Ibnul Qayyim pernah menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada Imam Asy Syafi’i. Ia berkata, “Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”[12]
Kelima: Menjauhi musik dan film percintaan
Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hati. Sehingga sempat diungkapkan oleh beberapa ulama nyanyian adalah mantera-mantera zina.
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Nyanyian dapat menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air dapat menumbuhkan sayuran.”  Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Nyanyian adalah mantera-mantera zina.” Adh Dhohak mengatakan, “Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah.[13]
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

cerita lucu

King-Kong….
Mengapa King Kong digunakan untuk nama Kera atau Monyet
Raksasa ?
Mengapa tidak digunakan nama Great Ape, King Monkey, Giant
Ape,
Giant Mongkey atau yang lainnya ?
Menurut ahli bahasa, kata King Kong berasal dari bahasa
Inggris dan
bahasa Latin, yang artinya Raja Monyet. King artinya Raja
(bahasa
Inggris) dan Kong artinya Monyet (bahasa Latin).
Berikut adalah kata-kata yang terkait dengan Kong :
1. Kong Kali Kong :
Artinya banyak Monyet ! Bayangin , Monyet dikalikan dengan
Monyet !
2. Kong Res (Kongres) :
Artinya Monyet Ngumpul ! Res singkatan dari Residu, sisa
yang terkumpul.
3. Kong Kow :
Artinya, Monyet Gaul ! Kow dari bahasa Mandarin non-formal
yang artinya
main, bergaul atau ngerumpi.
4. Ngong Kong :
Artinya Monyet Jongkok ! Ngong artinya duduk atau Jongkok
dalam bahasa
Sanskerta.
6. Kong Lomerat :
Artinya Kumpulan besar Monyet ! Glomerat artinya
menggelinding menjadi
bola yang besar.
7. Kong Si (Kongsi) :
Artinya Empat Monyet pengusaha ! Si adalah bahasa Mandarin
artinya
empat.
8. Cu Kong :
Monyet banyak duitnya ! Cu artinya banyak duit menurut
bahasa
Mandarin kuno yang sudah kadaluarsa.
9 . Eng Kong :
Artinya Mbahnya Monyet !
10. Sing Kong :
Akar umbi ngumpet dalam tanah, takut ama monyet !
Sing = singitan (bhs Jawa) = ngumpet.
11. Bo Kong :
Bagian tubuh belakang monyet di bagian bawah yang
kelihatan
bengkak. Bo = aboh (bahasa Jawa) = bengkak.
13. Jerang Kong :
Kerangka monyet ! Jerang = tulang belulang menurut
bahasa antah
berantah.
14. Bang Kong :
Monyet bangun kesiangan ! Bang = singkatan dari bangun.
——————————————–
kumpulan cerita joke lucu – cerita-cerita joke lucu – kisah joke lucu – kisah-kisah joke lucu
——————————————–
Kisah Derita Djie
Sebut saja namaku Djie…
Dan aku masih ingat ketika seorang ibu mendandaniku sehingga tampak sangat cantik sekali.
Kisah sedihku ini dimulai ketika seorang dengan wajah seram datang ke tempatku dengan mulut bau minuman, dengan suara serak meminta dengan paksa supaya aku ikut dengannya.
Kulihat dia menyelipkan uang ke tangan ibu yang menjagaku sambil menyeringai memperlihatkan deretan gigi yang hitam-hitam menjijikan. Tapi apa dayaku sehingga aku pun terpaksa ikut dengannya meski entah apa yang terjadi pada diriku ini.
Aku memang lemah dan tak punya kekuatan untuk menolaknya. Dibawanya aku pergi sehingga tak berapa lama kudengar dari kejauhan suara cekikikan wanita-wanita. Semakin dekat dengan tempat itu, aku melihat ada 4 orang laki-laki ditemani wanita-wanitanya sambil minum-minum. Ahhh minuman keras lagi?
Orang yang membawaku masuk dalam kumpulan orang-orang itu yang ternyata temannya, sambil memandangi diriku dengan penuh nafsu dan kelihatannya aku mau dimakan hidup-hidup. Tiba-tiba tangannya menyentuh diriku. Merabaku sehingga tak ada lagi di seluruh tubuhku yang tidak dijamahnya aku tak bisa berkata apa-apa.
Dan sekali lagi aku memang lemah serta tak punya kekuatan untuk menolak tingkah laku orang ini. Melihat apa yang dilakukannya pada diriku, keempat temannya ternyata tidak tinggal diam. Sambil teriak-teriak “Aku mau, aku mau donk…!!!”
Akupun juga mengalami perlakuan yang paling menyedihkan, akhirnya secara bergiliran mereka pun menjamahku dari ujung ke ujung dengan penuh kepuasan dan bukan itu saja yang mereka lakukan mereka mulai mengulum dan menghisap ujung tubuhku. Tapi tetap saja aku tidak berontak karena aku lemah dan tak punya kekuatan untuk menolaknya.
Aku begitu lemah, sehingga perlakuan keji mendatangiku berkali-kali hanya demi sebuah kepuasaan sesaat, hanya aku biarkan saja.
Dan itu pun masih terjadi sampai saat ini.
Catatan: Pada saat orang itu memaksaku pergi, dia memanggil nama lengkapku Djie Sam Soe isi 12 batang. Serius amat bacanya, hehehe…

pantun nyook....

Tingkap papan kayu bersegi,
Sampan sakat di Pulau Angsa;
Indah tampan kerana budi,
Tinggi bangsa kerana bahasa.
===========================
Buah berangan masaknya merah,
Kelekati dalam perahu;
Luka di tangan nampak berdarah,
Luka di hati siapa yang tahu.
=============================
Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi;
Dari mana datangnya sayang,
Dari mata turun ke hati.
============================
Pucuk pauh delima batu,
Anak sembilang di tapak tangan;
Tuan jauh di negeri satu,
Hilang di mata di hati jangan.
==================================
Kalau tuan jalan ke hulu,
Carikan saya bunga kemboja;
Kalau tuan mati dahulu,
Nantikan saya di pintu syurga.
=========================
Halia ini tanam-tanaman,
Ke barat juga akan condongnya;
Dunia ini pinjam-pinjaman,
Akhirat juga akan sungguhnya.
==========================
Malam ini merendang jagung,
Malam esok merendang serai;
Malam ini kita berkampung,
Malam esok kita bercerai.
========================
jalan-jalan ke kota paris
banyak rumah berbaris-baris
biar mati diujung keris
asal dapat dinda yang manis…
ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati
jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati
darimana datangnya sawah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati